Rakatalenta.Com™, Sisca Yofie (34) dibunuh secara terencana atau hanya korban
penjambretan, masih menjadi misteri. Sebab, sejumlah kejanggalan
ditemukan. Untuk itu, polisi akan melakukan rekonstruksi kasus ini.
Dengan
pengawalan hampir 400 personel kepolisian, dua tersangka Wawan dan Ade
akan memperagakan aksi sadis yang dilakukan 5 Agustus lalu. Penyelidikan
sementara, paman dan keponakan itu mengaku menjambret Sisca secara
spontan.
Wawan mengaku saat itu tengah mencari sumbangan. Saat
melintas di Jalan Setra Indah Utara 2, Cipedes, Sukajadi, Bandung, Wawan
melihat Sisca membuka pagar kosnya. Seketika Wawan memerintahkan Ade
memutar motor Suzuki Satria yang dikemudikannya.
Wawan turun lalu
merampas tas. Sisca sempat melawan, sehingga terjadi tarik menarik.
Wawan kembali naik motor, kabur keluar perumahan. Namun rupanya Sisca
bersikeras mempertahankan tasnya.
"Sisca ngejar, terus meluk saya dari belakang. Saat itu motor dalam keadaan jalan," kata Wawan.
Tubuh
Sisca terseret. Untuk melepaskannya, Wawan memukul Sisca dengan golok
sehingga mengenai keningnya. Saat itu Sisca jatuh. Namun anehnya rambut
wanita cantik itu masuk gir, sehingga terseret sekitar 500 meter. Ini
yang menjadi tanda tanya besar.
"Setelah 10-15 meter, saya baru sadar dia keseret. Saya juga enggak percaya bisa masuk gir," tuturnya.
Kala
itu Ade merasakan motor yang dipacunya berat, namun Wawan menyuruhnya
jalan terus. Akhirnya tidak jauh dari Lapangan Abra, motor berhenti dan
Wawan turun.
"Saya iris rambutnya pakai golok," katanya.
Hari
itu juga Wawan kabur ke Cianjur dengan membawa motor yang sudah dilepas
bodinya. Dia mengungkapkan sempat mencuci motor dan membersihkan rambut
yang ada di gir. Sementara Ade tetap tinggal di rumah yang jaraknya 1
kilometer dari kos Sisca.
Kasus itu akhirnya terungkap setelah
Ade menyerahkan diri. Dari situ polisi mengejar Wawan dan menangkapnya
di Cianjur. Kedua pelaku bersikeras tidak ada yang menyuruh melakukan
itu.
Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengatakan, polisi jangan
percaya begitu saja dengan pengakuan pelaku. Setidaknya dengan
rekonstruksi polisi memiliki gambaran untuk mengetahui kejadian yang
sesungguhnya. Ditambah dengan rekaman CCTV.
"Polisi jangan berpatokan sama pengakuan tersangka. Ini penyidikan jadi salah kaprah," tegasnya.
Neta
juga mendorong polisi memeriksa Kompol A untuk diperiksa. Pasalnya, ada
bukti berupa surat sumpah serampah Sisca terhadap Kompol A. Ditambah
Kompol A sempat memerintahkan dua anak buahnya untuk memata-matai Sisca.
"Kompol A dan dua anak buahnya harus diperiksa dengan lie detector," tandasnya.