
RakaTalenta.Com™, Mobil bertenaga surya generasi keempat berjuluk "Widya Wahana Sapu
Angin" yang merupakan karya mahasiswa Jurusan Teknik Mesin ITS siap
berlaga dalam kompetisi "World Solar Challenge 2013" di Australia, 6-13
Oktober 2013 mendatang. Kesiapan itu ditandai dengan peluncuran "Widya
Wahana Sapu Angin" atau "Sapu Angin Surya" oleh Rektor ITS Tri Yogi
Yuwono DEA di halaman Rektorat ITS Surabaya, Sabtu (25/8).
"Tidak
ada target resmi dari ITS. Bisa mencapai finish saja, kami sudah
bersyukur," kata Tri Yogi dalam peluncuran itu, didampingi tim mahasiswa
dan dosen pembimbing proyek Widya Wahana Sapu Angin Muhammad Nur
Yuniarto seperti dilansir dari Antara.
Ia memberikan apresiasi
yang cukup tinggi terhadap karya civitas akademika kali ini. Sebab
lahirnya "Widya Wahana Sapu Angin" mewujudkan mimpi para pendahulu ITS
untuk berlaga di kejuaraan mobil surya internasional.
"Tidak ada
alasan bagi mereka untuk minder dengan kontingen dari negara lain,
karena Widya Wahana Sapu Angin merupakan kontingen satu-satunya dan yang
pertama dari Indonesia dalam kompetisi tersebut. Harumkan nama ITS dan
Indonesia di Australia," katanya.
Dalam kesempatan itu, dosen
pembimbing Muhammad Nur Yuniarto meyakini "Widya Wahana Sapu Angin"
berbeda dengan tiga mobil surya sebelumnya, karena Widya Wahana generasi
keempat itu hampir pasti berangkat ke Australia. Dosen Jurusan Teknik
Mesin ITS itu menambahkan proyek pembuatan mobil surya itu menyerap dana
yang tidak sedikit, karena komponen mobil yang digunakan merupakan
kualitas terbaik yang ada di pasaran.
"Dana Rp 700 juta yang
terserap, sebagian besar untuk membeli sel surya dan motor. Sel surya
tersebut memiliki efisiensi yang cukup tinggi hingga 22,5 persen,"
katanya.
Selain itu, kontingen tunggal Indonesia dalam ajang
"World Solar Challenge 2013" itu juga dilengkapi dengan baterai yang
memiliki daya simpan hingga 5 KW. Untuk kecepatan dari "Widya Wahana
Sapu Angin" atau "Sapu Angin Surya" itu sendiri bisa mencapai 100
kilometer per jam. "Jadi, kami optimistis bisa mencapai finis, karena
finis dalam kejuaraan itu hanya memerlukan kecepatan 80 kilometer per
jam," katanya.
Sementara itu, Manajer "ITS Solar Car Racing Team"
Agus Mukhlisin menjelaskan pihaknya menargetkan masuk 10 besar dalam
lomba mobil surya tingkat dunia yang pertama kali diikuti tim ITS itu.
"Sebagai satu-satunya wakil Indonesia dalam lomba mobil surya yang tahun
2013 diikuti 47 tim dari 26 negara itu, kami ingin membuktikan bahwa
mahasiswa Indonesia mampu bersaing dengan tim-tim dari perguruan tinggi
ternama seperti Tokai University, Michigan, Stamford University, MIT,
dan sebagainya," katanya.