RakaTalenta.Com™, Telah kita ketahui bersama bahwa mencintai nabi SAW adalah ibadah yang paling baik, dan kita telah banyak berbicara mengenai hal itu. dalilnya adalah sabda Nabi SAW. Kedua Orang Tua Rasulullah: Abdullah Bin Abdul Muthalib Dan Siti Aminah adalah Penghuni Syurga :
"Demi Allah yang jiwaku ada dalam genggamannya tidaklah kamu beriman hingga aku (Nabi Muhammad SAW.,) lebih ia cintai dari pada kedua orang tuanya, anak–anaknya atau yang lainnya" (HR.Ahmad asnad imam ahmad 3/177 HR.Bukhari,Shahih Bukhari 1/14)
Cinta seseorang akan hilang bila ia disakiti, demikian juga halnya bila kita mengatakan hal-hal yang jelek tentang kedua orang tua nabi SAW., maka beliau akan tersakiti, Allah berfirman :
"Dan mereka yang menyakiti Rasulullah akan mendapatkan azab yang pedih". ( At-Taubah 61 ).
"Sesungguhnya orang–orang yang menyakiti Allah dan Rasulnya, akan mendapatkan laknat Allah di dunia dan akhirat, dan Allah akan menyiapkan untuk mereka azab yang menghinakan."( Al-Ahzab : 57 ).
Secara jelas Allah SWT., melarang kita untuk menyakiti Rasulullah SAW., sebagaimana orang–orang yahudi yang menyakiti Nabi Musa AS., Allah berfirman :
"Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu seperti orang yahudi yang menyakiti Musa, Allah membela Musa, disisi Allah ia adalah orang yang mulia."(Al-Ahzab:64)
Al-Qadi berkata : "Apa yang kita ucapkan hendaklah apa yang diridhai oleh Allah dan Rasulnya. Tidak selayaknya kita menyakiti beliau dengan mengatakan perkataan yang menyakiti beliau".
Perlu kita ketahui, walaupun ada keterangan bahwa kakek moyang Nabi SAW., musyrik, sebenarnya mereka tidaklah musyrik. Karena pada saat mereka hidup Rasulullah SAW., belum diutus.
Ahli Sunnah Wal-Jama’ah meyakini bahwa siapa saja yang hidup pada masa transisi antara satu Nabi dengan Nabi yang lain, walaupun mereka menyekutukan Allah atau megganti syariat tauhid, mereka tidak diazab. Allah berfirman :
"Kami tidak akan mengazab suatu kaum hingga Kami mengutus seorang Rasul "(Al-Isra : 16).
"Tuhanmu tidak akan menghancurkan suatu daerah hingga ia mengutus dari mereka seorang Rasul yang membacakan ayat-ayat kami pada mereka. Tidaklah kami hancurkan suatu daerah kecuali bila penghuninya melakukan perbuatan zhalim". (Al-An’am :131).
Dari ayat diatas jelaslah bahwa kedua orang tua Nabi SAW., tidaklah diazab, bukan karena mereka orang tua Nabi SAW, tapi karena memang mereka termasuk orang-orang yang hidup pada masa tidak diutusnya seorang Nabi. Dari sini kami tetapkan apa yang telah menjadi ketetapan kaum muslimin bahwa mereka tidaklah diazab.
Imam Syathibi berkata :
"Sudah menjadi sunnatullah di bumi ini bahwa Allah tidak akan menghukum seseorang kecuali bila Allah telah mengutus rasul-rasulnya. Apabila telah jelas ada bukti-bukti tentang Allah dan syariatnya, maka siapa yang beriman dan yang kafir akan mendapat balasannya masing-masing". (Al-Muafaqot, Imam Syathibi, 3/377).
Sumber