RakaTalenta.Com™, Tim Nasional U-19 (berusia di bawah 19 tahun) berkomitmen lolos ke
Piala Dunia 2015. Saat ini mereka benar-benar serius berlatih menghadapi
putaran final Piala Asia dilangsungkan Oktober tahun depan di Myanmar.
Agar
bisa bersaing, Indra mematok 20 uji coba dengan klub lokal hingga Timur
Tengah dan Eropa. "Kami siap miskin untuk Piala Dunia. Jadi kalau ada
tawaran iklan seperti kemarin Rp 600 juta, ecek-eceklah menurut kami, "
kata Pelatih Tim Nasional U-19 Indra Sjafri saat ditemui
merdeka.com Jumat dua pekan lalu di Hotel Transit Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Berikut penuturan Indra kepada
Arbi Soemandoyo dan
Pramirvan Datu Aprillatu sebelum terbang menuju Batam.
Tim Nasional U-19 rencananya akan uji coba dengan siapa saja?
Nama
negaranya belum tahu. Itu nanti PSSI yang urus. Cuma ada Timur Tengah,
Eropa, dan lokal. Bentuknya bisa pertandingan tunggal, bisa juga
turnamen mini. Yang penting sebelum ke Myanmar harus sudah bertanding
minimal 20 kali.
Kenapa harus 20 kali?
Itu
untuk kematangan mereka, supaya mereka lebih kompetitif. Jadi kalau di
usia 16, itu 20 kali maksimal. Kalau 19 itu maksimal 30 kali dalam
setahun. Itu sudah dari penelitian orang.
Ketika Anda blusukan, apakah memakai biaya sendiri?
Tidak
biaya sendiri. Ada pemerintah provinsi bantu, ada orang kemenpora
bantu, ada temen, orang-orang peduli. Kan, waktu itu PSSI lagi
gontok-gontokan. Saya nggak mau masuk di situ karena saya dipekerjakan
di PSSI, dikontrak PSSI. Apa yang bisa saya lakukan, saya lakukan.
Bagaimana supaya Tim Nasional U-19 berlanjut hingga ke tingkat senior?
Ada
Kompetisi U-21 di liga super, itu kan dalam rangka supaya
berkesinambungan. Kalau dulu kan setelah tim habis. Apalagi tim ini,
kalau lolos Piala Dunia, AFF dia coba, kualifikasi Piala Asia dia coba,
Piala Asia dia coba, Piala Dunia dia coba.
Dengan proses ini,
baru dia matang di tim nasional senior. Dia mengikuti proses-proses
elite, kompetisi-kompetisi tingkat atas. Baru dia mapan di senior. Kalau
tim-tim kita ini mana pernah coba kayak gini. Dia paling dari Suratin,
Medco sudah.
Masalah pemain terbaik ketika beranjak ke tim senior sudah ada dari 1980-1985. Bagaimana masalah ini?
Kalau
untuk tim ini tidak ada masalah, ini sudah ada di jalur benar. Sekarang
dia ikut Piala Asia, lolos ikut Piala Dunia, kan tertata bagus. Nanti
baru mateng di situ. Ke depan dipikirin, apakah mau ditaruh di klub-klub
Indonesia atau Eropa. Kalau saya sih pengennya ditaruh di Eropa,
dititip.
Apakah sudah ada kerja sama?
Belum
ada ke arah situ. Kita hanya fokus ke Piala Dunia. Itu gampanglah kalau
pemain-pemain kita bagus. Sekarang saja sudah ada yang minta kok.
Apa saja kendala hingga akhirnya tim bisa bermain bagus?
Secara garis besar nggak ada kendala. Di awal-awal saja kita ada kendala, tapi semua bisa terorganisir dengan baik.
Kendala-kendala itu apa?
Kalau di awal masalah pendanaan ketika PSSI sedang berantem
Hanya pendanaan saja?
Iya, yang lain-lain nggak ada.
Apakah Anda puas dengan hasil Tim Nasional U-19 saat ini?
Tidak
hanya saya yang puas, mulai presiden sampai rakyat kecil juga puas.
Kemarin presiden panggil saya. Mas terima kasih, katanya puas.
Cukup sampai di sini atau ada upaya lain?
Kan ini upayanya, tanggal 9 (November) kita persiapkan lagi. Target kita lolos ke Piala Dunia.
Kalau tidak tercapai?
Berarti harus dievaluasi kenapa tidak tercapai.
Sejauh ini Anda melihat semangat Tim Nasional U-19 seperti apa?
Semangat
sekali mereka. Kan sudah bikin pernyataan, kami tidak butuh duit, kami
siap miskin untuk Piala Dunia. Jadi kalau ada tawaran iklan seperti
kemarin Rp 600 juta, ecek-eceklah menurut kami. Dibanding Piala Dunia,
duit Rp 1 miliar kecil lah.
Ada wacana akan tanding dengan Arsenal?
Ya
itu yang saya minta, Brasil juga saya minta. Harus yang level-level
tinggi kita uji coba. Jangan Malaysia yang ecek-ecek lagi kita uji coba.
Malaysia itu bukan apa-apanya kita lagi. Wartawan saja memposisikan
Malaysia sebagai musuh bebuyutan.
Mau Arsenal ke sini, saya
tidak takut dengan Arsenal. Siapa sih arsenal? Ngapain takut, Brasil
juga. Main dulu, coba dulu, lawan dulu dia. Nanti ada proses evaluasi.
Kemarin menang lawan Korea Selatan, saya dibilang sombong.
Kepercayaan bangsa Indonesia ini sudah terpuruk, itu jadi masalah.
Orang bule lewat aja kita bungkuk-bungkuk. Saya ludahin dia. Itu yang
nggak pernah bangkit kita, makanya kita bodoh terus. Itu tidak pernah
dibangkitkan. Saya orang nggak takut salah, saya orang mau bekerja.
Dari sebelas pemain dan 24 cadangan, siapa paling mengesankan?
Sama
saja, nggak ada, semuanya sama. Tidak ada pemain bintang, mereka sama,
statusnya sama. Mau yang main atau nggak, itu sama. Begitu juga di
struktur kepelatihan, kita juga sama.
Pelatih kepala nggak lebih
penting dari pengambil bola, sama pentingnya. Kalau dia enggak ada,
saya enggak bisa kerja. Itu yang kita bangun, kebersamaan. Makanya iklan
kita larang, itu alasannya.
Sudah banyak yang menawarkan iklan?
Oh banyak, semua ditolak.
Berapa nilai kontrak terbesar?
Nilainya tidak disebut, kita belum sampai ke angka. Tapi ada yang berminat.
Jadi tetap konsentrasi sampai Piala Dunia?
Itu sudah komitmen kita, komitmen PSSI. Kita konsentrasi persiapan final Piala Asia dan Piala Dunia.