Rakatalenta.Com™ Arsip berita online Indonesia -
Pada 2015 mendatang, Indonesia harus siap menghadapi pasar bebas Asia
Tenggara. Namun, produk pasar Indonesia terutama dari usaha kecil
menengah (UKM) sepertinya sulit bersaing. Betapa tidak, hingga kini
celana dalam saja impor dari China.
Ketua Forum Tenaga Pendamping
UMKM Provinsi Sumsel Sulama mengatakan, perkembangan UKM di Indonesia
termasuk di Provinsi Sumsel ibarat peribahasa mati segan hidup tak mau.
Hal itu lantaran kurangnya dukungan pemerintah terhadap pelaku usaha.
Padahal,
UKM harus dimotivasi dan didukung penuh menghadapi pasar bebas Asia
Tenggara nanti. Bukan tidak mungkin, dalam tempo tidak lama lagi, UKM
akan gulung tikar.
"Memang diakui, perhatian pemerintah sangat minim terhadap UKM. Sekarang ini sudah banyak UKM yang mati suri," ungkapnya kepada
merdeka.com, Sabtu (11/1).
Kondisi
ini jauh berbeda dengan negara China. Menurut dia, di negara itu UKM
sangat dominan dalam pangsa pasarnya. Tidak heran, jika segala jenis
produk, China mampu mengekspor dalam jumlah banyak. Tidak hanya produk
terkenal dan mewah, celana dalam pun bangsa Indonesia memakai produk
buatan China.
"Bagaimana mau maju, celana dalam saja kita kalah.
China sudah jual 10 ribu dapat tiga, nah produk asli kita masih mahal,
20 ribu malah cuma dapat satu," ketusnya.
Untuk itu, sistem dan
perhatian pemerintah terhadap UKM harus diubah. Sebab, selama ini yang
dihadapi UKM di Indonesia adalah masalah permodalan, minim pengetahuan,
dan kurang teknologi. Kondisi jauh terbalik dengan yang terjadi China.
Mereka sudah menggunakan teknologi canggih sehingga mampu menghasilkan
produk lebih murah.
"Kalau tidak ada perubahan sama sekali,
produk-produk buatan UKM kita sulit bersaing, apalagi watak masyarakat
kita lebih cenderung memilih produk yang murah apalagi ditambah
berkualitas," tukasnya. [
Merdeka]