Rakatalenta.Com™, Wajah tiga wanita cantik ini belakangan kerap muncul di hadapan publik.
Bukan karena prestasi, namun lebih disebabkan oleh kedekatan mereka
dengan pihak-pihak yang tersandung hukum. Seketika nama ketiganya
meroket.
Entah kebetulan atau apa, tiga wanita itu sama-sama
berprofesi sebagai model majalah pria dewasa. Bedanya, kasus di sekitar
mereka berbeda-beda. Tetapi cukup lah membuat ketiganya semakin dikenal.
Kasus
tabrakan di Tamansari, Jakarta Barat, membuat nama Novi Amalia dikenal
luas. Bagaimana tidak, saat mengemudi Honda Jazz, Novi nyaris bugil. Dia
juga dalam kondisi mabuk.
Ketika kasusnya disidangkan, Novi
kembali membuat heboh. Novi tiba-tiba ngamuk di Mampang Prapatan, lalu
teriak-teriak minta diperkosa. Tapi di bulan suci Novi tampil beda.
Setelah dirawat di RSKO, Novi kini memakai jilbab.
Lalu kasus
suap quota impor daging api di Kementerian Pertanian juga menyeret
wanita cantik, salah satunya Vitalia Shesya. Wanita yang sudah menjanda
itu memiliki hubungan dengan tersangka Ahmad Fathanah.
KPK yang
menelusuri aliran uang haram itu menemukan bukti jika Fathanah
mengalirkan uang itu ke Vitalia. Fathanah memberikan mobil Honda Jazz
putih dan arloji mewah bermerk Choppard dan berlian yang kemudian dijual
Rp 90 juta dan Rp 30 juta.
Kini, barang-barang itu telah disita
KPK. Vitalia sendiri mengaku tidak tahu jika uang itu merupakan hasil
kejahatan. Dia juga turut menjadi saksi untuk Fathanah dalam kasus
pencucian uang.
Terakhir adalah Anggita Sari. Wanita yang
memiliki tato di lengan itu ternyata bersuamikan seorang gembong narkoba
Freddy Budiman. Keduanya menikah secara siri sekitar empat bulan lalu.
Mahasiswa
perguruan tinggi swasta itu menjadi sorotan ketika hadir di persidangan
sang suami. Anggita tak kuasa menahan sedih ketika majelis hakim
memvonis Freddy hukuman mati. Freddy kedapatan memiliki 1.412.476 butir
ekstasi.
Secercah harapan masih digantungkan Anggita kepada
lembaga peradilan di Tanah Air. Dia berharap di pengadilan tinggi maupun
Mahkamah Agung (MA), hukuman sang suami bisa dikurangi.
"Semoga hukumannya bisa lebih ringan. Ada yang lebih pantas dihukum mati," harap Anggita.