Rakatalenta.Com™, Tindakan Ustaz Solmed yang biasa membatalkan kehadiran dan minta
kenaikan tarif dinilai sudah keterlaluan. Penilaian itu datang dari
Front Pembela Islam (FPI) DPD Jakarta, di mana sang ustaz gaul ini
sebelumnya aktif di sana.
H. Novel Bamu'min, Sekretaris DPD FPI DKI Jakarta sekaligus Humas LDF
DPP FPI (Lembaga Dakwah Front Dewan Pimpinan Pusat Front Pembela Islam)
menghimbau masyarakat untuk tidak menggunakan jasa ustaz yang memberikan
tarif berlebih.
"Karena itu haram, bagi da'i FPI menarifkan atau mengomersilkan dakwah
itu haram. Enggak boleh pasang tarif. Dakwah harus dengan perjuangan dan
keikhlasan," kata Novel Bamu'min, kepada wartawan, Selasa (21/8).
Urusan menaikkan tarif, menurut Novel, sudah menjadi kebiasaan Solmed.
Sudah sekian pengundang yang mengadu ke FPI karena merasa dirugikan
dengan tindakan Solmed. Alasan itu juga yang membuat FPI
memberhentikannya.
"Selalu hari H-nya ngebatalin, kalau enggak mau dibatalin minta harga
tinggi. Panitia pasti kelabakan untuk nyari pengganti. Padahal sudah
kesepakatan harga sudah setuju. Laporan sudah banyak, jadi kita nih
ustaz dan da'i di FPI nyebokin kerjaan dia mulu. Gantiin dia, karena
banyak yang komplain ke kita," tuturnya.
Atas nama FPI DKI Jakarta, Novel menghimbau masyarakat untuk tidak lagi
menggunakan ustaz yang mengomersilkan dakwah seperti Ustaz Solmed.
Bahkan Novel lantang mengharamkannya.
"Solmed ini sudah keterlaluan. Makanya saya menginstruksikan sebagai
sekretaris FPI Jakarta agar DPW DPC Jakarta menghimbau kepada masyarakat
umum untuk tidak mengundang Solmed. Haram mengundang ustaz Solmed,"
tandasnya.