
RakaTalenta.Com™, Praktisi Teknologi Informasi Chafiz Anwar mengatakan banyak akun palsu
pembela Jokowi di sosial media, seperti facebook. Ini bisa dengan mudah
diamati, sebab banyak hal tidak masuk akal.
Menurutnya,
ciri-ciri akun palsu yang digunakan adalah dari segi jumlah komentar
melalui media sosial yang serentak menyerang ataupun membela Jokowi
habis-habisan.
"Kalau komentarnya muncul dalam waktu yang kurang
lebih bersamaan dengan komentar yang senada seperti di komando baik
untuk menyerang maupun membela orang-orang yang mereka jaga, maka bisa
dipastikan akun-akun itu palsu. Tidak mungkin komentar ribuan sekaligus
dilakukan oleh pemilik akun asli," jelas Chafiz saat dihubungi wartawan,
Jumat (1/11).
Ciri lainnya juga mudah dianalisa menurut Chafiz
adalah dengan membandingkan jumlah pembaca dan jumlah komentarnya. Untuk
berita Jokowi misalnya jika ada yang mengkritiknya di sebuah media
online dan kemudian langsung ada serangan dari ribuan orang di komentar
pembaca.
"Coba saja bayangkan berita yang mengkritik di sebuah
media online itu. Baru beberapa saat tayang langsung yang komentar
ribuan. Itu sangat tidak mungkin kalau bukan sebuah tim yang
mengerjakannya yang bisa saja terdiri dari puluhan orang," ujarnya.
"Artinya
komentar pembaca ini dikirimkan oleh orang-orang yang justru sama
sekali belum membaca. Orang belum membaca tapi bisa kasih komentar,
bagaimana caranya? Yang paling mungkin yang baca satu orang, tapi orang
ini memegang ratusan akun. Ini bisa dilihat jelas dari komentar-komentar
pendukung Jokowi," tambahnya.
Selain komentar yang cepat,
identitas para pemain akun ini tidak jelas. Chafiz mengatakan mereka
menggunakan mesin pendeteksi dengan keyword-keyword tertentu.
"Misalnya
kalimat Jokowi belum pantas jadi presiden. Mesin mereka ini berjalan
seperti halnya mesin pencari google, begitu mesin mendeteksi ada kalimat
atau kata tertentu yang dimasukkan, mereka akan bergerak cepat dan
membalas kalimat-kalimat tersebut," pungkasnya.
Chafiz
menyarankan masyarakat untuk tidak terpancing setingan provokasi maupun
ajakan yang mereka mainkan, sebab itu tujuan mereka. "Pilih saja dengan
cerdas dengan menelusuri rekam jejak para kandidat calon presiden.
Jangan percaya dengan permainan seperti ini," tambahnya