”Dan
pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan
Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam
kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan
tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” [Al An’aam: 59]
Berdasarkan
ayat Al-Qur'an di atas, jelaslah bahwa umat Islam harus mendasarkan
keyakinannya bahwa semua yang terjadi pada dirinya, baik yang sudah
maupun yang akan terjadi, hanyalah berdasarkan takdir dan kehendak Allah
SWT. Tidak ada mahluk lain yang ikut 'mengatur' nasib manusia bersama
Tuhan Yang Maha Kuasa! Orang yang percaya bahwa sesuatu terjadi
karena zodiak, ramalan dukun, ramalan di internet atau sms, dll, adalah
berdosa.
Tentang adanya dosa tersebut dijelaskan Nabi Muhammad SAW dalam empat hadits berikut ini:
1.
“Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu mempercayai apa yang
diramalkan, maka ia telah kufur terhadap wahyu yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam .” (HR. Tirmidzi No. 135,
Abu Dawud No. 3904, Ibnu Majah No. 639 dan Ahmad No. 9252)
2. “Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu menanyakan kepadanya tentang
satu ramalan, maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam.” (HR. Muslim 2230)
3. "Barangsiapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan
mujur-sial maka dia telah syirik kepada Allah." Para sahabat bertanya,
“Apakah penebusannya, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah: “Ya
Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikanMu, dan tiada kesialan kecuali
yang Engkau timpakan dan tidak ada Tuhan kecuali Engkau.” (HR. Ahmad)
4. "Ramalan mujur-sial adalah syirik. (Beliau mengulanginya tiga kali)
dan tiap orang pasti terlintas dalam hatinya perasaan demikian, tetapi
Allah menghilangkan perasaan itu dengan bertawakal." (HR. Bukhari dan
Muslim)
Dalam hadits no 4 diatas, Rasulullah menyatakan bahwa 'tiap orang
pasti terlintas dalam hatinya perasaan demikian...' Begitulah. Hampir
setiap orang pernah membaca, mendengar atau meminta ramalan ttg sesuatu
hal. Termasuk juga saya sendiri dulu. Namun kini saya telah bertaubat,
dan setiap ada acara ramal-meramal di radio, TV ataupun koran dan
majalah, pasti saya hindari. Kita harus yakin bahwa semua yang terjadi
adalah atas kehendak Allah SWT semata. Atur hati agar tidak terpengaruh
ramalan. Caranya adalah dengan
bertawakal kepada Allah SWT semata, seperti hadits Rasulullah di atas. Kalau tidak, kita bisa terjerumus dalam hal-hal yang berbahaya.
Mengapa berbahaya? Pertama, melemahkan iman kepada Allah SWT dan
merusak akidah kita. Kedua, secara psikologis berpengaruh pada perilaku
manusia. Saya mendengar dan melihat hal-hal seperti ini sendiri.
Contoh:
- Seorang gadis menjadi nekat melahirkan anak di luar nikah hasil
hubungannya dengan si pacar, karena menurut ramalan / perhitungan neton
(tanggal lahir secara Jawa) dia tidak disetujui untuk menikah dengan
kekasihnya itu. Rupanya dia ingin membuktikan bahwa hanya si Pacar
itulah yang ada di hatinya. Sesudah melahirkan, dia bekerja di luar
negeri sebagai TKW. Anak gadis yang sungguh nekat! Tragedi ini mungkin
bisa dicegah seandainya orang tua si Pacar tidak percaya pada ramalan
tradisional tersebut! Dan tentunya ini salah si anak perempuan itu
sendiri karena melupakan perintah dan larangan Allah SWT untuk tidak
berzina. Semoga dia segera bertaubat dan bs mendapatkan kebahagiaan yang
hakiki...
- Seorang pemuda menjadi nekat mengejar cinta seorang wanita karena
percaya ramalan bahwa secara perhitungan tanggal lahir, dll, si wanita
itu cocok baginya. Ketika wanita yang telah terikat hatinya dengan orang
lain itu menolaknya, maka dia menggunakan segala cara untuk
mendapatkannya, baik halal maupun haram. Muslimah itu lalu berdoa kepada
Allah SWT untuk mendapat pertolongan. Syukurlah akhirnya Allah SWT
menunjukkan jalan keluar yang terbaik. Pemuda tersebut jatuh cinta pada
wanita lain yang lebih cantik dan sesuai untuknya, setelah usahanya yg
tak kenal lelah selama bertahun-tahun tidak membuahkan hasil.
Semoga pemuda itu bertaubat dan berbahagia.
- Pernah iseng-iseng mengisi 'lovemeter' disebuah situs. Yaitu
mengukur kecocokan pasangan dengan mengetikkan nama. Sungguh
mengagetkan! Beberapa pasangan yang saya kenal, yang telah jelas
berjodoh dan menikah bertahun-tahun dengan bahagia, hanya mendapat
persentase dibawah 10 % kecocokan! Jelas, 'lovemeter' semacam ini
menyesatkan.
Itulah beberapa contoh kasus ekstrim. Lalu bagaimana mengatasinya? Inilah nasehat ulama
Ust. Hasan Bishri, Lc. melalui situs
almanar.co.id.
Kepada peramal, dimana pun Anda berada. Sampai kapan Anda bisa
bertahan hidup dari hasil ramalan? Anda sendiri tidak rahu, kapan ajal
Anda datang? Kalau Anda mengaku sebagai seorang muslim, segeralah
berhenti dan bertaubat. Masih banyak profesi lain yang halal untuk
menghidupi keluarga kita. Semakin banyak orang yang percaya kepada
ramalan Anda, maka semakin banyak pula dosa yang Anda dapatkan.
Kepada para pengguna jasa ramalan. Segeralah berhenti. Sebelum Allah
mengakhiri hidup Anda, dan Allah bertanya tentang apa yang telah Anda
lakukan di dunia. Jangan sepelekan dosa syirik, karena dosa itulah yang
mengantarkan banyak orang ke neraka. Lantaran Allah tidak akan
menampuninya. Gunakanlah HP dan pulsa yang Anda miliki untuk hal yang
bermanfaat bagi dunia dan agama demi kehidupan akhirat yang abadi.
Bagi yang sudah kecanduan dengan ramalan, masih ada kesempatan untuk
bertaubat. Sebelum terlambat dan pintu taubat tertutup. Seberapa pun
banyaknya dosa kita, Allah akan mengampuninya jika kita betul-betul
bertaubat kepada-Nya. Termasuk dosa syirik. Tapi kalau kita biarkan dosa
itu sampai ajal tiba, maka dosa akan menjadi tiket dan kunci pembuka
pintu neraka. Na’udzubillahi min dzalik.
Nasihat Ali bin Thalib
Kepada para pecandu jasa ramalan, baik yang via SMS atau via media
lain, atau langsung ke peramalnya. Simaklah nasihat Ali bin Abi Thalib
radhiyalloohu’anhu:
“Wahai manusia, sesungguhnya peramal itu sama dengan tukang sihir,
tukang sihir sama dengan dukun, dan dukun nasibnya sama dengan orang
kafir, yaitu neraka sebagai tempatnya. Demi Allah, jika aku mendengar
kamu menggunakan jasa ramalan, niscaya aku akan memenjarakanmu
selamanya, dan aku boikot kebutuhanmu. Rasulullah tidak pernah memakai
jasa peramal, begitu juga kami sebagai generasi setelahnya. Meskipun
begitu, Allah telah memberi kemenangan kepada kami atas Kisra (Persi)
dan Kaisar (Rumawi) serta negeri-negeri lain. Wahai manusia,
bertawakkallah kalian kepada Allah dan percayalah akan kebesaran-Nya.
Karena Dia akan mem-beckup-mu, sehingga kamu tidak perlu yan laini-Nya. ”
(Kitab al-‘Azhomah: 4/ 1231, dan Kitab al-‘Azhomah: 4/ 1231).
Perkuat Tawakkal
Jika kita mengaku sebagai seorang mukmin, marilah kita pupuk rasa
tawakkal kita kepada Allah. karena tawakkal itu sebagai bukti iman kita
yan sebenarnya, “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika
kamu benar-benar sebagai orang yang beriman.” (QS. al-Maidah: 23).
Semakin kuat iman seseorang, maka semakin kokoh tawakkalnya kepada
Allah.
Tawakkal kita kepada Allah tidak boleh menafikan usaha dan ikhtiar.
Kita diperintahkan oleh Allah untuk berusaha untuk meraih sukses hidup
dengan maksimal. Hidup harus kita rencanakan, agenda harus kita susun,
langkah harus kita planning sebaik mungkin. Datang ke peramal untuk
menguak tabir nasib di masa depan termasuk ikhtiar yang dilarang
syariat. Karena itu bisa mencederai, bahkan menafikan tawakkal kita
kepada Allah. Cepat atau lambat, sadar atau tidak. Kita akan bertawakkal
kepada peramal dan hasil ramalannya.
Jaga sikap tawakkal kita agar syetan tidak mudah menyetir dan
mempermainkan hidup kita. Karena tawakkal kepada Allah secara benar akan
menjadi benteng yang kokoh untuk mengahalau tipudaya syetan.
“Sesungguhnya syetan itu tidak ada kekuasaanya atas orang-orang yang
beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaan (syetan)
hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya sebaai pemimpin dan atas
orang-oran yang mempersekutukannya dengan Allah.” (QS. an-Nahl: 99-100).