Ulama Sakti Asal Cikini Penasehat Spiritual Soekarno - Makamnya berada di areal perumahan elite, Kota Depok, Jawa Barat. Saban
malam Jumat ada saja peziarah datang menengok pusara itu. Tak banyak
orang mengenal. Namun bagi warga Depok, dia dikenal dengan nama Kong
Usup, ulama sakti sekaligus pahlawan kemerdekaan negeri ini.
Kiai
Haji Muhammad Yusuf, begitu nama asli Kong Usup. Kesaktiannya masih
harum hingga kini meski dia telah wafat 43 tahun lalu. Namun tiada gelar
pahlawan menempel di namanya. Hanya kisah perjuangannya membuat nama
Kong Usup tersohor sampai sekarang.
"Engkong meninggal pada 1971," kata Haji Kabul Akbar, 54 tahun, keturunan keempat Kong Usup saat berbincang kemarin di areal Masjid Hijau Perumahan Pesona Khayangan.
Kong
Usup lahir pada 1873 di Cikini, Jakarta Pusat. Ayahnya bernama Sanen
dan ibunya, Putri Kecil. Kong Usup tinggal di sekitar Cikini dan besar
di Jakarta. Sejak menikah dengan gadis asli Depok, Siti Aisyah, Kong
Usup hijrah ke Depok dan ikut berjuang memerdekakan Indonesia. Saat
tinggal di Depok, dia diberikan hibah berupa tanah 6,5 hektare dari
seorang tuan tanah di daerah itu.
Menurut Kabul Akbar, kakeknya
merupakan salah satu pemimpin laskar perjuangan Hizbullah. Laskar itu
juga menjadi cikal bakal pembuatan Masjid Hijau di Perumahan Pesona
Khayangan. Arsitrektur Masjid mengambil tema Islam seperti Masjid Nabawi
di Madinah. Ada kaligrafi Asmaul Husna di langit kubah masjid.
Laskar
Hizbullah dipimpin Kong Usup pada 1941 menyerang markas Batalion 10
Belanda di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Dia menjadi buronan Belanda
karena kerap merampok rumah-rumah warga Belanda dan tuan tanah untuk
memberi makan orang lapar. Lantaran licin seperti belut, dia belum
pernah tertangkap kompeni.
Kong Usup pernah berkongsi dengan Haji
Muhammad Arif atau lebih dikenal Haji Darif, ulama sekaligus pejuang
dari Klender, Jakarta Timur. Berbeda dengan Kong Usup, jasa-jasanya
sebagai pejuang diberi ganjaran gelar pahlawan nasional oleh pemerintah.
"Berteman dengan Haji Darif karena engkong temennya dimana-mana," ujar
Haji Kabul.
Makam Kong Usup sempat beberapa kali mau dipindahkan
namun tak terwujud. Pada 1975 mesti dipindah lantaran harus terkena
proyek pipa gas. Pada 1997 kembali kubur Kong Usupmesti diangkat karena
terkena proyek pembangunan kompleks perumahan Pesona Khayangan. Semua
usaha itu gagal. esin traktor rusak dan bekonya patah.
Empat
beko yang digunakan untuk menguruk tanah tidak berhasil menyentuh tanah.
Semuanya rusak dan patah, tutur Haji Kabul. Menurut dia, pemindahan
makam tak terkabul lantaran Kong Usup merupakan orang saleh. Karena
kesaktiannya, sampai makamnya tidak bisa digeser.
Sejarah memang tidak pernah mencatat kedekatan Presiden Soekarno dengan
Kiai Haji Muhammad Yusuf, dikenal dengan sebutan Kong Usup. Namun
menurut Haji Kabul Akbar, keturunan keempat Kong Usup, hubungan keduanya
terbilang dekat. Soekarno kerap mampir ke kediaman Kong Usup jika
hendak menuju Istana Bogor.
Namun dia tidak tahu apa saja
dibicarakan kedua tokoh itu. Dia cuma ingat semasa kecil kerap
doberitahu saban kali presiden pertama itu berkunjung. "Sering mampir
kalau mau ke Istana Bogor, kan kalau mau ke istana lewat Jalan Raya
Bogor, jadi yang bunyi ke istana cuma sirenenya doang, Pak Soekarnonya
di sini," kata Haji Kobul saat berbincang kemarin di areal pemakamam Kong Usup dalam Perumahan Pesona Khayangan Kota Depok, Jawa barat.
Kong
Usup bagi kalangan orang asli Betawi memang dikenal sebagai pendekar.
Bahkan dia dijuluki sebagai Pitung lantaran suka merampok orang Belanda
dan tuan tanah untuk kepentingan rakyat. Cerita kedekatan Kong Usup
dengan Presiden Soekarno memang bukan isapan jempol. Sebagai guru
spiritual, Kong Usup juga memberikan tongkat komando kepada Soekarno.
Jika
ada permasalahan, mendatangi kediaman Kong Usup di pinggiran Sungai
Ciliwung. Bahkan Soekarno tidak akan mengambil keputusan jika Kong Usup
berkata tidak. Bila melawat ke sana, Soekarno turun di daerah Cisalak,
Cimanggis, dan melangkah menyusuri jalan setapak menuju rumah Kong Usup.
Kong
Usup juga pernah ditugasi menunggu rumah Soekarno ketika Fatmawati
sedang melahirkan Guruh Soekarnoputera. Ceritanya begini. Saat itu
Soekarno sedang rapat untuk mempersiapkan kemerdekaan. Di tengah suasana
genting, Soekarno meninggalkan Fatmawati di rumahnya.
Muhammad
Arif, sopir pribadi Soekarno kemudian diminta menjemput Kong Usup.
"Tongkat juga engkong yang berikan," ujar Haji Kabul. Tongkat komando
lainnya Soekarno terima dari Guru Mujib, penasihat spiritualnya asal
Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Haji Kabul mengklaim Kong Usup
berjasa menyelamatkan Soekarno dalam ledakan bom di Cikini. Peristiwa
itu menewaskan sembilan orang dan mencederai sekitar seragtus lainnya.
Padahal pelemparan bom itu tepat di depan mata Soekarno.
Kong
Usup pertama kali bertemu Soekarno saat menjadi tahanan politik di Pulau
Buru, Maluku. Dia ditahan dan dibuang ke sana setelah menyerahkan diri
lantaran orang tuanya disekap Belanda. keduanya dilepaskan sebagai
syarat Kong Usup menyerah. "Pernah dibuang di Pulau Buru karena Belanda
gerah. Orang tuanya ditangkap dan itu sebagai syarat menyerahkan diri,"
tutur Haji Kabul.