RakaTalenta.Com™, Manusia memang diciptakan berbeda-beda. Warna kulit, suku, agama
setiap orang memang berbeda namun satu yang menyatukan mereka yaitu
cinta kasih terhadap sesamanya. Meskipun berbeda, manusia akan selalu
mempunyai cinta kasih yang besar terhadap manusia lain.
Beberapa
kelompok ekstrimis keagamaan beberapa minggu lalu melancarkan serangan
bom bunuh diri di Gereja All Saints di Kota Peshawar, Pakistan. Ada
lebih dari 100 orang korban meninggal dan puluhan lain yang terluka
akibat dari serangan ini. Serangan ini menjadi serangan paling mematikan
di Pakistan yang dilakukan terhadap warga Kristen karena dilakukan
setelah Misa Minggu seperti yang dilansir oleh
Merdeka.com (9/10).
Serangan
ini tidak hanya melukai warga Kristen saja, tapi juga membangkitkan
rasa solidaritas dari warga lainnya. Sekitar 200 sampai 300 orang saling
berpegangan tangan membentuk rantai manusia di luar Gereja Santo
Anthony di Kota Lahore, Pakistan. Seorang pemuka agama Islam berdiri
sambil berkhotbah tentang toleransi agama yang ada di Al Qur'an pada
waktu itu. Dia berkhotbah sambil ditemani oleh Pendeta Nasir Gulfam.
Kedua tokoh keagamaan yang berbeda itu terlihat saling merangkul bahu
masing-masing serta bergandengan tangan. Kejadian ini sungguh
mengharukan dan ingin menunjukkan bahwa manusia seharusnya saling
menyayangi bukan saling menyakiti hanya karena perbedaan.
Rantai manusia ini bukan yang pertama kali digelar setelah kejadian
bom bunuh diri itu. Ini adalah acara kedua setelah yang pertama
dilaksanakan di Katedral Santo Patrick di kota Karachi. Tapi tujuan dari
acara ini sama yaitu untuk menunjukkan pada dunia bahwa warga Pakistan
bisa bersatu tanpa membedakan agama atau suku. Dengan ini warga Pakistan
berharap bisa mengirim pesan kepada dunia slogannya yaitu 'Satu Bangsa,
Satu Darah'. Perbedaan yang ada tidak seharusnya menjadi alasan mereka
untuk saling menyakiti.
Penyelenggara acara ini, Muhammad Jibran
Nasir menyerukan acara ini di beberapa jejaring sosial media untuk
menghimpun massa. Mereka yang mengikuti acara ini juga ingin menunjukkan
bahwa kejadian bom bunuh diri tersebut tidak hanya melukai warga
tertentu, tetapi seluruh warga Pakistan karena mereka bersaudara.
Mengharukan
sekali bagaimana ratusan orang muslim, beberapa bahkan memakai jilbab
bergandeng tangan, melindungi sebuah Gereja yang menjadi tempat
beribadah warga Kristen. Kasih sayang manusia tidak akan mati karena
perbedaan. Inilah salah satu buktinya.