Rakatalenta.Com™, Usia produktif merupakan kelompok yang paling banyak ditemukan kasus
HIV, yaitu mencapai 80 persen dari total temuan kasus. Dilihat dari usia
produktif, kebanyakan mereka berada dalam lingkungan kerja.
"Hal
tersebut tentu sangat merugikan, pasalnya usia produktif menyumbangkan
upaya yang besar untuk kemajuan bangsa dan negara. Kalau sampai terjadi
AIDS, sulit bagi mereka untuk bekerja dengan optimal karena sering
sakit," ujar Direktur Eksekutif Indonesian Business Coalition on AIDS
(IBCA) Leo Indarwahono beberapa waktu lalu di Jakarta.
Dari
sekian banyak jenis pekerjaan, ternyata ada jenis-jenis perusahaan
tertentu yang pegawainya dinilai paling berisiko tertular HIV. Program
Manager IBCA Yuliana W Simarmata memaparkan, ada kriteria-kriteria
tertentu yang menjadikan sebuah perusahaan dikatakan berisiko tinggi.
Pertama,
jika jumlah karyawan pria lebih banyak dibanding wanita. Ini
berhubungan dengan anggapan umum masyarakat bahwa pria lebih mendapatkan
permakluman untuk "bersenang-senang" ketimbang wanita, maka pegawai
pria lebih rentan tertular melalui hubungan seks berisiko.
Kedua,
perusahaan dengan mobilitas pegawai yang tinggi, sering berpindah tugas
melakukan perjalanan. "Mobilitas akan membuat pegawai terpisah jauh
dari keluarga. Padahal, manusia memiliki kebutuhan biologis yang jika
sudah tidak dapat dibendung dan tidak kuat iman, bisa saja terjerumus ke
dalam perilaku seks berisiko," tutur Yuli.
Perusahaan dikatakan
berisiko tinggi juga jika jumlah pegawai lajang lebih banyak daripada
yang sudah berkeluarga, memberikan upah cukup tinggi pada karyawan lebih
dari tiga juta rupiah, berada dalam budaya permisif dalam hal seksual,
berada di lokasi yang terisolasi dari kota, dan dekat dengan tempat
praktik prostitusi.
"Dilihat dari kriteria-kriteria tersebut,
pegawai pertambangan, perkebunan, dan yang berhubungan dengan
transportasi, seperti sopir antarkota, merupakan jenis pekerjaan yang
paling berisiko terhadap penularan HIV," ujarnya.
Oleh karena
itu, Hari AIDS Sedunia (HAS) yang akan jatuh pada tanggal 1 Desember
2013 memfokuskan intervensi terhadap dunia tenaga kerja. Pasalnya,
dengan melindungi tenaga kerja, keluarga dan lingkungan pekerja pun juga
ikut dilindungi.
Salah satu program yang diluncurkan terkait HAS
2013 adalah VCT at Work yang merupakan tes HIV dan konseling secara
sukalera yang dilakukan di lingkungan kerja. VCT at Work dapat mendorong
kaum pekerja untuk mengetahui status HIV mereka.
Menteri
Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan, semua orang berisiko terinfeksi HIV.
Mengetahui status HIV dan memulai pengobatan antiretroviral sedini
mungkin dapat mencegah penularan yang lebih luas. [health.kompas]