Rakatalenta.Com™ Arsip berita online Indonesia, Bisnis perkantoran di Jakarta yang tengah menggeliat. Maka tak aneh
jika ke depan beragam jenis gedung baru bermunculan di Ibu Kota
Indonesia ini. Keberagaman itu baik dari sisi rancangan maupun
ketinggian. Ini terbukti dari jumlah gedung pencakar langit yang terus
bertambah di Jakarta.
Semakin berkembangnya teknologi, semakin memungkinkan untuk developer
membangun gedung yang semakin tinggi. Terbaru adalah rencana perusahaan
migas nasional, Pertamina, yang ingin membuat markas baru di kawasan
Epicentrum. Gedung yang dinamakan Pertamina Energy Tower ini akan
memiliki tinggi sekitar 555 meter.
Gedung yang akan menjadi markas baru Pertamina ini akan terdiri dari
99 lantai dan berdiri di atas lahan seluas 7 hektar. Pertamina Energy
Tower disebut-sebut akan menjadi gedung tertinggi ketiga di dunia.
Pertamina menghabiskan dana USD 850 juta atau sekitar Rp 8 triliun
untuk pembangunan gedung tersebut. Pembangunan proyek yang dikerjakan
oleh kontraktor yang juga memegang pembangunan gedung tertinggi di
dunia, Burj al Khlifa ini ditargetkan rampung pada 2020.
Rencana pembangunan gedung pencakar langit tidak muncul kali ini
saja. Sebelumnya, Kementerian BUMN juga memiliki rencana untuk membangun
gedung dengan 100 lantai. Selanjutnya juga ada Signature Tower milik
salah satu taipan Tanah Air, Tomy Winata.
Signature Tower diperkirakan menghabiskan dana pembangunan mencapai
sekitar Rp 9 triliun. Gedung yang rencananya berlokasi di kawasan bisnis
SCBD ini diprediksi memiliki tinggi 638 meter terdiri dari 111 lantai.
Namun, sayangnya kedua proyek ini masih sebatas wacana.
Saat ini, menurut laman skyscraperpage.com, gedung BNI 46 masih
menempati peringkat teratas bangunan tertinggi di Indonesia. BNI 46
memiliki tinggi 262 meter. Di tempat kedua ialah Ciputra World dengan
tinggi 256,6 meter.
Tahta BNI 46 sebagai gedung tertinggi nampaknya hanya akan bertahan
hingga 2015. Pasalnya, saat ini tengah dibangun Cemindo Tower dengan
tinggi 300 meter. [merdeka]