Tak
jarang pengguna mencantumkan semua data pribadinya agar teman lamanya
di Facebook bisa tahu dan bisa menghubunginya setiap saat, baik lewat
telepon atau pun berkunjung ke rumah, sehingga data alamat, nomor
telepon, foto keluarga, dan lainnya pun tercantum dalam profil Facebook,
apalagi pengguna sering lupa mengunci keamanan pada menu privacy.
Meski
penuh dengan kemudahan dan kesenangan saat berselancar di social media,
terdapat bahaya yang mengintip setiap saat, yaitu pencurian data,
penipuan, dan bahkan mengarah ke kriminalitas fisik.
Anonymous
Indonesia lewat akun twitter @AnonNewsIndonesia mengungkapkan bahaya
pencurian data, terutama yang dilakukan oleh National Security Agency
(NSA) Amerika Serikat lewat jebakan.
"Jika Anda membuka Facebook
dan mendapatkan pesan akun anda di kunci dengan alasan akun anda
terjangkit virus atau malware, dan anda disarankan untuk menginstal
antivirus dari microsoft untuk komputer dan apple, tolong jangan di
instal atau abaikan saja," kicaunya, belum lama ini.
Dia meyakini
bahwa hal tersebut merupakan jebakan atau trik dari hacker elit NSA
untuk mencuri atau mengakses data pribadi pengguna Facebook.
Selain
itu, dalam situs indonesiaindonesia.com juga terungkap cara scammer
dalam menipu korbannya. Pertama adalah mencari korban dengan mengirim
permintaan menjadi teman ke beberapa profile orang di Facebook dan
Myspace secara acak. Beberapa dari mereka pasti menerima permintaan
tersebut, kemudian scammer mengumpulkan semua data teman-teman korban.
Langkah
kedua, buka facebook dan cari teman-teman korban itu, jika menemukan
profile mereka, scammer mengirim permintaan menjadi teman (friend
request) di Facebook.
Langkah ketiga, jika korban telah menerima
permintaan tersebut, scammer akan membandingkan data teman-teman mereka
di MySpace dan di Facebook, lalu scammer membuat daftar mereka yang
terdaftar di MySpace tetapi tidak terdaftar di Facebook.
Scammer
lalu mengambil foto-foto mereka beserta data profile nya dan buat
profile palsu yang meyakinkan di Facebook, lalu akun palsu tadi mengirim
permintaan menjadi teman (friend request) ke korban di Facebook setelah
itu barulah mereka melancarkan tipuannya.
Pengguna Facebook
memang disarankan tidak menerima pertemanan dari orang-orang yang tidak
dikenalnya agar tidak terjebak menjadi korban scammer. [dari hasil pencarian
Google.com -
Merdeka]