
RakaTalenta.Com™, Tatkala Matahari rasanya tepat diubun-ubun, lautan manusia yang
seakan meluap dan area yang lebih sempit karena renovasi mungkin akan
membuat pikiran sejenak untuk mundur. Tapi tidak, untuk hati yang mantap. Semua itu tidak mengurangkan niat
untukk tawaf sunah dan singgah di beberapa tempat seperti Multazam,
Hijr Ismail dan Maqam Ibrahim.
Tempat-tempat tersebut adalah
tempat mustajab untuk berdoa. Dengan berjubel persiapan doa juga tidak
lupa sekarung titipan doa dar isanak keluarga, sahabat dan handai
taulan. Kiranya hari ini akan menjadi hari yang panjang.
Panas
matahari yang menyengat justru menjadi salah satu trik tersendiri,
karena biasanya orang-orang akan lebih enggan untuk bertawaf, juga
karena jam makan siang. Jadi insya Allah walaupun masih tetap meluap
tapi tidak sebanyak biasanya. Dan ternyata juga setelah kita
menjalaninya, panas terik serta keengganan tadi dengan kekuatan ikhlas,
kesulitan berubah menjadi kenikmatan.
Ya, karena tidak lagi
terasa panas, tidak pula sesak, semua menjadi nikmat. Nikmat, yakin
bahwa Allah-lah yang langsung menjamu tamu-Nya. Menyuguhkan berbagai
kenikmatan langsung seperti memenuhi hati kita dengan ketenangan,
ketenteraman, rasa syukur dan nikmat ikhlas yang mendalam. Karena memang
hanya Allah-lah semata yang dapat memberikan ketenangan.
Ya ,saya
mendengar ada seorang teman yang merasa selalu gelisah. Setiap malam
dia tidak bisa tidur (insomnia). Dia harus selalu ditemani
teman-temannya, dijaga oleh pengawalnya. Padahal jika dilihat dar isegi
harta, jabatan serta kekuasaan, seakan dia bisa mendapatkan semuanya.
Tapi
kenyataannya, sakinah atau ketenangan/ketentraman hati itu hanya bisa
didapatkan jika kita yakin dan patuh kepada Allah SWT. Sebagaimana ayat.
"Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang
mumin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang
telah ada)." (QS Al Fath : 4)
Kembali ke tempat-tempat mustajab,
saya bersimpuh menundukkan hati. "Kuserahkan keluh kesah gelisah ini Ya
Rabb, penuhi kekosongan hati ini dg rahmatMU, jika masih tetap kotor dan
berlumpur, maka gantilah dengan yang baru. Lahirkan hamba sebagai
manusia baru, ya Allah."
Tidak lupa kuserahkan sekarung titipan
doa dari sanak keluarga, sahabat dan handai taulan. "Ijabahlah doa-doa
mereka yang menitipkan doanya padaku, berikanlah yang terbaik, bahkan
yang lebih baik dr sekedar yang mereka minta. Aamiin ya Rabb."
Tidak
ada yang lebih baik dari yang menulis atau pun yang membaca, karena
yang lebih baik disisi Alloh adalah yang mengamalkannya.
Oleh : @erickyusuf
Pendiri yayasan dakwah iHAQi
Penulis buku "99celoteh kang erickyusuf"